Selasa, 21 November 2017

keunikan masjid walen


MASJID BAITUL HAKIM WALEN




NAMA    : CHOOIRUN NISA

NIM         :175231040
KELAS    : PERBANKAN SYARIAH 1A
MAKUL   : SEJARAH PERADABAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
 SURAKARTA TAHUN 2017/2018


PENDAHULUAN
Tujuan Menulis
Tujuan menulis ini untuk mengetahui keadaan masjid dan menambah wawasan serta pengetahuan yang di dapat dalam masjid tersebut. Dan dapat memperluas wawasan bagaimana untuk melestarikan wasjid ini.
Keunikan
Keunikan dari masjid ini yaitu seperti beduk besar, kentongan besar yang terbuat dari kayu dan ini merupakan peninggalan pada zaman dahulu dan di masjid ini masih ada al Quran pada zaman dahulu. Empat tiang yang ada di dalam masjid yang berbentuk bundar dan besar terbuat dari kayu, di depan masjid (diluar imam terdapat makam kiyai singoprono).  Jadi masjid ini bersebelahan dengan makam kiyai singgoprono dan makan walen.

Metode Observasi
Dalam metode ini saya menggunakan metode obsevasi, karena saya menggunjungi masji ini serta melihat-lihat apa yang ada didalam masjid ini. Supaya saya tahu apa saja yang ada di masjid ini dan sejarah-sejarah yang ada di masjid ini, saya mewawancarai bapak-bapak yang tahu tentang masjid ini. Setelah observasi ini saya mengetahui tentang keadaan Masjid Baitul Hakim Walen ini dan mengetahui secara lanagsung apa yang ada di dalam masjid ini.
Biodata Narasumber
Yang mengetahui tentang masjid ini  saya mewawancarai bapak yang bernama Amirudin, umur bapak Amir ini sekitar 70 tahun. Rumah bapak Amir ini terletak desa Walen  RT 08 RW 02 Simo Boyolali. Pak Amir ini juga sering mengisi acara pengajian-pengajian yang ada di masjid maupun pengajian yang bertempat di rumah-rumah warga, pak Amir ini selain mengisi pengajia, beliau juga pernah mengisi khotbah-khotbah saat sholat jum’at. Disini saya mewawancarai pak Amir ini tentang keadaan masjid Baitul Hakim Walen ini karna menurut satya pak Amir inimengetahui sejarah masjid ini dan keunikan apa saya yang ada di dalam masjid ini. Setelah saya mewawancarai Pak Air ini saya mengetahui apa saja yang ada di masjid tersebut.

PEMBAHASAN
Pengertian Masjid
Masjid adalah suatu tempat ibadah orang muslim yang di gunakan untuk sholat berjamaah. Selain itu masjid juga sering digunakan untuk acara-acara pengajian rutin maupun pengajian  tentang memperingati hari–hari islam. Masjid juga sering digunakan untuk tempat TPA atau tempat untuk belajar membaca Al-Qur’an maupun untuk belajar ilmu-ilmu agama islam. Jadi masjid itu tempat suci yang digunakan untuk tempat beribadah orang-orang muslim/islam. Masjid itu berukuran besar sedangkam mushola atau langgar merupakan tempat ibadah orang muslin tetapi ukuran bangunannya lebih kecil di bandingkan masjid.



Sejarah masjid
Masjid Baitul Hakim Walen ini terletak diwilayah Walen RT02 RW 01, Simo, Boyolali. Masjid ini merupakan peninggalan pada zaman dahulu, dan yang merupaka peninggalan kiyai-kiyai pada zaman dahulu yang mendirikan masjid ini.  Masjid ini didirikan sekitar tahun 1900 dan yang mendirikan masjid ini yaitu ada tujuh kiyai antarara lain kiyai Baithowi, kiyai Nur Salim, kiyai H.Suryani, kiyai Muhtar Hadi, kiyai Qomarulhadi, kiyai Dahlan, kiyai Habib.  Kiyai-kiyai tersebut yang sudah memperjuangkan pendirian masjid itu. Masjid ini di namai oleh tujuh kiyai tersebut dengan nama Masjid Baitul Hakim Walen.
Masjid Baitul Hakim Walen ini pada zaman dahulu masih sederhana seklai, alasnya masih cor-coran dan belum sebagus sekarang. Masjid ini pada zaman dahulu digunakan sebagai pusat sekolah dan belajar tentang agama islam. Pada zaman dahulu meja yang digunakan saat sekolah atau belajar yaitu galar atau meja yang terbuat dari kayu bambu. Pada zaman dahulu sudah senang sekali bisa sekolah dengan fasilitas seadannya. Pada zaman dahulu kegiatan-kegiatan juga sering di lakukan di masjid. Masjid ini adalah masjid satu-satunya yang ada di desa walen. Pada zaman dahulu  juga ada mushola-mushola namun jumplahnya masih sedikit dibandingkan sekarang ini.
PadPada zaman dahulu sering terjadi kericuhan di desa Walen ini. Karena pada zaman dahulu Walen ini banyak  Da’i yang tinggal di Walen. Dan menurut pemerintah  pada zaman dahulu da’i ini merupakan pengacau, jadi pada zaman dahulu Walen ini di jaga oleh tentara kita karena Walen merupakan pusat para da’i. Pada zaman dahulu para da’i atau kiyai tidak boleh menyimpan kitab di rumah masing-masing. Karena jika ketahuan dengan tentara kita  bahwa menyimpan kitab di rumah  maka tidak boleh dan dapat membuat kekacauan. Jadi para da’i sepakat untuk menyimpan kitabnya di masjid dan di simpan jadi satu di masjid.
Setelah para da’i menggumpulkan kitab di masjid, dan tentara kita sudah mengetahui bahwa kitab sudah disimpan di masjid maka tentara kita membakar masjid tersebut. Jadi semua kitab yang ada di dalam masjid terbakar semuannya dan fasilitas yang ada di dalam masjid ini hilang terbakar semuannya. Setelah terjadi pembakaran tersebut terjadi pembentrokan antara tentara dan da’i- da’i dan dimenangkan oleh da’i. Pada saat itu pembentrokan besar-besaran, karena tentara kita sudah membakar masjid. Para tentara kita meninggal dan di makamkan di makam gebyok atau makan utara.
Setelah masjid Baitul Hakim Walen di bakar, kemudian maasjid ini di dirikan kembali. Setelah masjid ini di bakar masjid ini menjadi lebih baik dari dsebelumnya. Setelah pembakaraan masjid itu, keadaan di Walen ini sudah tenang karena sudah tidak  ada lagi tentara kita yang mengawasi dan mengira bahwa kiyai-kiyai yang ada di walen itu dianggap sebagai pengacau. Setelah masjid  itu sudah jadi kembali maka dari  itu kegiatan-kegian yang sering di lakukan sehari-hari mulai di laksanakan kembali. Pemberian nama Masjid Baitul Hkim Walen ini yang menamai adalah tujuh kiyai tersebut yang sudah berusaha mendirikan masjid ini.
Makam kiyai singoprono yang ada di depan masjid
Masjid Baitul Hakim Walen ini berdekatan dengan makam kiyai singoprono yang letaknya di luar masjid tetapi dekat dengan imaman. Makam kiyai singoprono di bedakan dengan makam umum karena di situ cuman makam singoprono dan saudaranya. Di makam itu di dipagar karena biar ada batasaanyaa. Di makam kiyai singoprono ini masih klasik atau masih seperti jaman dahulu. Karena di makam ini hanya tanah dan didiatasnya ditata denggan batu-batu kecil. Jadi makamnya ini terlihat klasik dan berbeda dengan yang lainnya.
Di masjid ini masih ada peninggalan pada zaman dahulu yaitu seperti beduk besar, kentongan besar, mimbar, almari yang terbuat dari kayu yang di ukir. Dan tiang yang ada di dalam masjid ini tiangnya menggunakan kayu yang berbentuk bundar besar dan panjangnya sekitar 6 meter yang berjumplah empat. Namun sekarang barusaja diganti  diganti karena kayu tersebut sudah mulai keropos dan jika masih digunakan sangat membahayakan. Jika tiang yang ada di pendopo masih peninggalan zaman dahulu yang juga ada empat tiang namun tiang yang ada di pendopo itu berbentuk segi empat.  Empat tiang yang ada di pendopo ini masih ada sampai sekarang ini.
Lokasi masjid
Masjid ini berdiri sekitar tahun 1900 dan luas tanah 360 m² luas bangunan 200 m²  daya tampung jamaah sekitar 300 orang dan setatus tanah dimasjid ini  yaitu tanah wakaf. Masjid Baitul Hakim Walen ini strategis dan tempatnya terlihat dari jalan raya.  Masjid ini berada di Walen Rt 02 Rw 01 Simo Boyolali. Jadi masjid ini mudah untuk di kunjungi. Masjid ini merupakan peninggalan para kiya zaman dahulu yang berkerjasama untuk mendirikan masjid di daerah walen. Di daerah Walen ini hanya ada satu masjid tetapi mempunyai  enam mushola di walen ini.
Fasilitas yang ada di masjid
Di dalam masjid ini terdapat fasilitas seperti alat sholat, Al-Qur’an  dan iqro’, buku-buku cerita dan pengetahuan, shoun system, perlengkapan jenazah, beduk, kentongan, kamar mandi, tempat TPA, gudang kipas angin, jam  digital maupun biasa, parkiran dan sebagainnya di depan masjid ini terdapat halaman yang luas.  Dan di halaman ini juga sering di gunakan untuk bermain anak-anak. Karena halaman yang cukup luas dan masjid ini dekat dengan sekolahan
Keadaaan masjid
Keadaaan yang berada di masjid baitul hakim walen ini bersih dan nyaman karena di masjid  setiap hari di bersihkan. Di masjid ini berwarna hijau dan putih hal ini menandakan bahwa putih itu suci dan hijau yaitu sejuk. Jadi pewarnaan di masjid ini yaitu hijau dan putih.
Kegiatan masjid
Kegiatan yang sering di gunakan di dalam masjid ini yaitu seperti kajian rutin setiap hari sabtu wage setelah sholat isya’. Dan di masjid ini juga sering di gunakan untu kegiatan-kegiatan seperti TPA dan kajian-kajian rutin remaja masjid walen. Masjid walen ini juga sering di gunakan untuk acara pengajian memperingati hari besar islam.  Pada saat idul adha masjid ini digunakan untuk sholat idul adha berjamaah dan setelah itu  di halaman masjid di gunakan untuk penyembelihan hewan kurban.
 Dan di saat pada bulan romadhon masjid ini sering di gunakan sebaagai kegiatan TPA dan buka bersama di masjid. Dan kegiatan rutin setelah sholat trawih remaja masjid melakukan kegiatan tadarus di masjid bersama-sama. Setiap setelah sholat tarawih pada saat hari kamis wage juga dilakukan kegiatan rutin pengajian dfi masjid walen ini. Di masjid walen ini juga dilakukan zakat fitrah se desa walen yang dikumpulkan menjadi satu di masjid.




Refleksi
Dari sejarah masjid ini  berkaitan dengan sejarah peradaban islam karena sejarah-sejarahnya berkaitan tentang berusaha untuk membangun masjid dan semangat untuk belajar ibadah islam.  Dan kini juga berkaitan dengan kiyai singoprono dan wali- wali yang dulu tinggal di walen serta da’i atau kiyai. Perjuanagan untuk memenangkan diri dari tentara-tentara kita yang kemudianbisa di menangkan oleh para da’i. Setelah itu suasan di desa walen ini tentram dan damai setelah kemenangaan melawan tentara kita. Maka kita harus bersyukur dengan keadaan yang sekarang ini dengan keadaan yan g damai, dan kini tinggal merawat masjid baitul hakim ini dengan lebih bik lagi dari sebelumnya.
LAMPIRAN  

Karena halaman yang cukup luas dan masjid ini dekat dengan sekolahan
Keadaaan masjid
Keadaaan yang berada di masjid baitul hakim walen ini bersih dan nyaman karena di masjid  setiap hari di bersihkan. Di masjid ini berwarna hijau dan putih hal ini menandakan bahwa putih itu suci dan hijau yaitu sejuk. Jadi pewarnaan di masjid ini yaitu hijau dan putih.
Kegiatan masjid
Kegiatan yang sering di gunakan di dalam masjid ini yaitu seperti kajian rutin setiap hari sabtu wage setelah sholat isya’. Dan di masjid ini juga sering di gunakan untu kegiatan-kegiatan seperti TPA dan kajian-kajian rutin remaja masjid walen. Masjid walen ini juga sering di gunakan untuk acara pengajian memperingati hari besar islam.  Pada saat idul adha masjid ini digunakan untuk sholat idul adha berjamaah dan setelah itu  di halaman masjid di gunakan untuk penyembelihan hewan kurban. 
 Dan di saat pada bulan romadhon masjid ini sering di gunakan sebaagai kegiatan TPA dan buka bersama di masjid. Dan kegiatan rutin setelah sholat trawih remaja masjid melakukan kegiatan tadarus di masjid bersama-sama. Setiap setelah sholat tarawih pada saat hari kamis wage juga dilakukan kegiatan rutin pengajian dfi masjid walen ini. Di masjid walen ini juga dilakukan zakat fitrah se desa walen yang dikumpulkan menjadi satu di masjid.




Refleksi
Dari sejarah masjid ini  berkaitan dengan sejarah peradaban islam karena sejarah-sejarahnya berkaitan tentang berusaha untuk membangun masjid dan semangat untuk belajar ibadah islam.  Dan kini juga berkaitan dengan kiyai singoprono dan wali- wali yang dulu tinggal di walen serta da’i atau kiyai. Perjuanagan untuk memenangkan diri dari tentara-tentara kita yang kemudianbisa di menangkan oleh para da’i. Setelah itu suasan di desa walen ini tentram dan damai setelah kemenangaan melawan tentara kita. Maka kita harus bersyukur dengan keadaan yang sekarang ini dengan keadaan yan g damai, dan kini tinggal merawat masjid baitul hakim ini dengan lebih bik lagi dari sebelumnya.
LAMPIRAN     



Tidak ada komentar:

Posting Komentar